Pages

SPEEDY TERBARU PANDAAN

Kamis, 12 September 2013
SPEEDY TERBARU PANDAAN
Kami menyediakan Jasa untuk pemasangan speedy di di wilayah Kabupaten Pasuruan khususnya Pandaan Area (Pandaan, Gempol, Beji, Prigen, Purwosari). Paket yang kami tawarkan : 1. Speedy384 Kecepatan: 384kbps Tarif berlangganan promo: 125 ribu/bulan 2. Speedy512 Kecepatan: 512kbps Tarif berlangganan promo: 195 ribu/bulan 3. Speedy1M Kecepatan: 1 Mbps Tarif berlangganan promo: 400 ribu/bulan 4. Speedy2M Kecepatan: 2 Mbps Tarif berlangganan promo: 750 ribu/bulan 5. Speedy3M Kecepatan: 3 Mbps Tarif berlangganan promo: 1,45 juta/bulan Info lebih lanjut hubungi Sales Marketing kami di CP : DAVID ( 081234284333 / 03437615752 )
Read more ...

7 Kebiasaan Orang Kreatif

Minggu, 09 Mei 2010
Dalam artikel sebelumnya "Mengenali Aral Kreatifitas" telah dibahas berbagai jenis aral kreatifitas (creativity blocks), baik yang sifatnya internal seperti aral pola pikir, paradigma, keyakinan, ketakutan, motivasional, kebiasaan, atau yang bersifat eksternal seperti aral sosial, organisasi, dan kepemimpinan. Kabar baiknya, para pakar kreatifitas menegaskan bahwa setiap orang memiliki potensi kreatif dan kreatifitas itu sendiri dapat dipelajari dan ditingkatkan. Memang, faktor-faktor seperti pengetahuan, penguasaan teknik, pengalaman praktis, dan motivasi sangat penting peranannya dalam membuka dan mengembangkan potensi kreatifitas. Namun, tak kalah penting adalah pengembangan kebiasaan-kebiasaan positif yang merangsang cara berpikir atau tindakan kreatif.

Kebiasaan adalah tingkah laku yang dijalankan secara konsisten dan berulang-ulang. Sementara kebiasaan kreatif adalah tingkah laku yang dijalankan secara konsisten yang berakibat pada lahirnya berbagai bentuk output kreatif. Orang kreatif memiliki kebiasaan-kebiasaan positif yang mampu mengeliminir aral kreatifitas dan ujung-ujungnya mengaktualisasikan potensi kreatifnya. Begitu melekatnya kebiasaan tersebut sehingga memunculkan karakteristik spesifik yang menggambarkan seperti apa orang kreatif itu.

Sesungguhnya, bagi mereka yang merasa dirinya tidak atau kurang kreatif, mengembangkan kebiasaan kreatif menjadi cara yang ampuh untuk mengaktualisasikan potensi atau meningkatkan kreatifitasnya.
Nah, kebiasaan-kebiasaan positif apa yang kondusif bagi proses kreatif? Berikut pembahasannya:

1. Bersikap terbuka
Satu kebiasaan utama orang kreatif adalah pada sikapnya yang terbuka terhadap segala macam ide, gagasan, dan pemikiran, mulai dari yang lurus-lurus saja sampai yang tergolong kontroversial. Ini bertolak belakang dengan kecenderungan kebanyakan orang yang hanya menerima hal yang disukai, diinginkan, dan tidak bertentangan dengan dirinya.
Bagi orang kreatif, sesuatu yang lain daripada yang lain, yang baru, yang menantang, yang sekilas nampak tidak masuk akal, yang mengandung misteri, atau segala sesuatu yang begitu mengusik rasa ingin tahunya, merupakan menu menggairahkan yang setiap waktu memenuhi perhatiannya.

Kebiasaan inilah yang mengondisikan pikiran orang-orang kreatif selalu dalam keadaan terbuka, peka, dan siap menerima hal baru.
Kebiasaan ini memudahkan mereka beradaptasi dan merespon secara positif (positive thinking) berbagai bentuk perubahan di sekelilingnya. Inilah kelebihan orang-orang kreatif sehingga banyak perubahan, penemuan teknologi baru, atau karya-karya spektakuler yang muncul dari proses kreatif mereka.Hampir semua perubahan besar dan strategis menuntut pergeseran-pergeseran atau bahkan pembalikan atas paradigma lama. Hanya dengan paradigma yang terbuka saja maka perubahan-perubahan besar bisa terjadi. Dalam dunia pemasaran pun, perubahan-perubahan radikal hanya bisa disuguhkan oleh perusahaan-perusahaan yang memberi peran penting kepada orang-orang kreatif.

2. Berani mencoba
Tak ada yang bisa menandingi keberanian orang-orang kreatif dalam bereksperimen dengan hal-hal baru, bahkan yang asing atau nampak tidak masuk akal. Sejalan dengan sikapnya yang terbuka dan hasrat ingin tahunya yang besar, orang kreatif selalu mencoba banyak hal baru. Orang kreatif sama saja dengan kebanyakan orang yang memiliki rasa takut terhadap hal-hal tertentu yang tidak sepenuhnya dia kenal.
Yang membedakan dia dengan orang kebanyakan hanyalah pada tingkat keberaniannya untuk mencoba. Dengan mencoba orang kreatif menemukan banyak hal baru, memecahkan teka-teki atau misteri yang membuatnya penasaran, dan tentu saja memuaskan hasrat ingin tahunya yang begitu besar. Pengalaman mencoba adalah sesuatu yang sangat bernilai bagi orang kreatif. Ini membawanya kepada kebiasaan berikutnya yang tak kalah pentingnya; menyukai tantangan.

3. Menyukai tantangan
Jika ditanya hal apa yang bisa begitu menggerakkan orang-orang kreatif menuju karya-karya spektakulernya, jangan heran kalau jawabannya adalah tantangan. Orang-orang kreatif adalah para master dalam membangkitkan antusiasme dan motivasi berkreasi dari dalam maupun dari luar. Ia bisa menciptakan tantangan-tantangan pribadi dan merespon secara kuat tantangan dari luar. Tantangan selalu mengusik, mengganggu, bahkan menghantui orang kreatif. Pada saat yang sama, tantangan menjadi sumber energi yang luar biasa yang memacunya untuk berani menghadapi, bahkan mengalahkan tantangan tersebut.

Jadi, tantangan menjadi bagian dari aktualisasi diri orang-orang kreatif. Menyongsong tantangan selalu berarti kesempatan untuk meneguhkan jatidirinya. Sementara menghindari atau melewatkan tantangan selalu berarti mengeroposkan pondasi keyakinan diri dan eksistensinya. Maka jangan heran jika catatan rekor dunia dipenuhi
oleh aksi-aksi ekstrim dan spektakuler dari orang-orang kreatif ini.

4. Mengolah
Hati-hati memberi perintah kepada orang kreatif. Jika perintah Anda tidak detail atau tanpa rambu-rambu yang jelas, bisa-bisa Anda jadi gemas dengan cara dia menggocek sana-sini untuk mencapai tujuan sesuai seleranya. Jangan berharap orang kreatif rela membiarkan sesuatu berjalan atau dalam keadaan seperti yang sudah-sudah, apa adanya, biasa-biasa saja, dan memuaskan orang-orang konservatif.
Sebab itu jangan heran jika melihatnya sering sibuk menambah, mengurangi, membagi, memperkecil, memperbesar, memadukan, memoles, atau sedang menjungkirbalikkan dalil-dalil konvensional.

Orang-orang kreatif sangat ahli dalam menyiasati berbagai bentuk aral eksternal. Mereka juga cenderung independen dalam melakukan aktivitasnya dan selalu memasukkan roh 'kepribadiannya' dalam proses tersebut. Proses kreatif --dan merambah ke segala bentuk proses--bagi orang kreatif berarti proses aktulaisasi diri. Dia selalu tertantang untuk mengolah aspek internal dan eksternal demi mencapai hasil --yang menurut perkiraan dan imajinasinya-- lebih baik, bernilai, unik, dan lebih bercita-rasa.

5. Imajinatif
Jika Anda melarang orang-orang kreatif berimajinasi, maka Anda seperti melempar mereka ke tengah-tengah gurun yang panas terik gersang meradang nan kerontang tanpa setetes air pun. Berlebihan!
Imajinasi adalah karunia ilahi yang dasyat yang hanya dihadiahkan Tuhan YME kepada mahkluk kesayangannya, yaitu umat manusia. Imajinasi adalah nafasnya kreatifitas. Tanpa imajinasi tidak ada kreatifitas.
Dengan imajinasinya orang-orang kreatif mampu menciptakan dunia yang tak terbatasi oleh dimensi waktu; masa lalu, masa kini, masa mendatang, atau masa yang hingga kini belum terdefinisikan.

Orang kreatif terbilang memanjakan imajinasinya, sesuatu yang dia pelajari dari kebiasaan anak-anak dalam masa pertumbuhan mereka.
Orang kreatif cenderung terus menyegarkan imajinasinya dengan teknik-teknik, stimulan-stimulan, aktivitas, kebiasaan, bahkan ritual tertentu. Dengan kekuatan imajinasi inilah orang mendapat bahan mentah bagi proses kreatif dan hasil inovatifnya.

6. Menyukai variasi
Orang kreatif kurang menyukai hal-hal yang sifatnya monolitik, monoton, dikotomis, hitam-putih, benar-salah, atau pengkategorian-pengkategorian yang membatasi ekspresi kreatifnya. Sebaliknya mereka terbiasa untuk berpikir alternatif, menyuguhkan pilihan-pilihan, dan variasi. Banyak hal terasa begitu cepat membosankan. Namun kebosanan mereka bukanlah kebosanan sederhana, kebosanan yang pemecahannya tergantung pada sumber-sumber pemenuhan dari luar dirinya. Kebosanan orang kreatif adalah kebosanan yang menantang dan menggerakkan dirinya untuk menemukan hal baru, dengan mendayagunakan sumber-sumber, potensi, dan kemampuannya sendiri.

7. Bergairah
Sikap terbuka, keberanian mencoba, suka tantangan, variasi, dan memanjakan imajinasi membuat orang-orang kreatif selalu bergairah dalam segala yang dikerjakannya. Mereka seperti menikmati aliran energi kreatif sehingga nampak begitu terfokus, tak kenal lelah, suka lupa waktu, dan enggan diganggu jika berada dalam zona kreatifnya.
Kebiasaan orang-orang kreatif adalah menikmati dinamika masalah atau selalu mengalahkan tantangan yang dihadapi dengan antusias dan optimis. Ini yang membuat mereka begitu kaya dengan gagasan dan produktif dalam pekerjaannya. Jangan lupa, kegairahan tersebut juga menunjukkan kemampuan mereka dalam mengalirkan energi positif kepada diri sendiri maupun orang sekitar. Sebab itulah orang-orang kreatif cenderung menikmati humor, bahkan memanfaatkannya sebagai metode-metode khusus dalam memecahkan masalah. Tak sedikit dari mereka adalah penikmat atau produsen humor yang sejati.

Sumber: 7 Kebiasaan Orang Kreatif oleh Edy Zaqeus
__________________
Kebebasan bukanlah sesuatu yang menguntungkan jika tidak memberikan kebebasan untuk melakukan kesalahan (Mahatma Gandhi)
http://www.izzanabila.com
http://blog.intersat.net.id
Read more ...

Something is Better than Nothing

Minggu, 09 Mei 2010
Saya tergerak menulis posting ini setelah kemarin Satyaw berkomentar kalau komentarnya itu merupakan ACTION pertamanya. Yang Satyaw tanyakan merupakan pertanyaan dasar. Seperti apa bedanya situs web dengan blog, apa isi blog, dan lainnya.

Namun saya acungi jempol atas keberanian Satyaw berkomentar. Karena “something is better than nothing”.

Sering kali, persoalan mendasar kita adalah kita memiliki banyak angan-angan namun enggan berusaha keras mewujudkannya. Misalkan saja kita ingin pintar berbahasa Inggris, namun kita tak pernah serius belajar dan mempraktekkannya. Kalau begitu, wajar saja kalau kemudian angan-angan pintar bahasa Inggris itu tak pernah menjadi kenyataan.

Sebab itu, tak henti-hentinya saya ajak kita semua untuk selalu ACTION. Sebab sekecil apapun yang anda lakukan hari ini, itu masih lebih baik daripada anda tak melakukan apapun. Contoh nyata misalnya yang dialami Mas Ricky yang mampu meraup Rp 6 juta dalam 3 bulan hanya dari reseller Formula Bisnis. Andaikan saja tiga bulan lalu Mas Ricky memilih tak melakukan ACTION, dan dalam tiga bulan itu Mas Ricky tak melakukan apapun sebagai seorang reseller, sudah pasti penghasilan Rp 6 juta dari internet itu tak akan pernah didapat Mas Ricky.

Maksud saya bukan kemudian meminta anda semua menjadi reseller. Reseller hanyalah pilihan. Saya justru senang kalau anda semua kemudian bisa ikut langsung menjadi pemilik produk dan menyemarakkan bisnis internet negeri ini. Namun kalaupun anda memilih menjadi reseller, itu masih jauh lebih dari pada anda tak melakukan apa-apa.

Reseller itu kurang lebih artinya menjualkan kembali. Contoh kalau di dunia nyata misalkan bisa disamakan seperti Indomart, Alfamart, dan toko-toko/minimarket lainnya. Mereka lebih memilih untuk menjadi penjual produk saja dari pada mendirikan pabrik sendiri untuk memproduksi semua barang yang akan dijualnya. Dan buktinya toko atau minimarket itu juga bisa berkembang pesat. Mengenai pembahasan reseller ini silakan baca juga artikel inspiratif Mas Umar Puja Kesuma di sini.

Soal ACTION, kalau kita boleh memilih, tentu sebaiknya memilih ACTION positif. Karena ACTION yang baik tentu berujung hasil yang baik. Kalau ACTION negatif, hasilnya pun akan negatif.

Terakhir, sekecil apapun ACTION positif yang anda lakukan hari ini, lakukanlah. Sebab itu jauh lebih berharga daripada hanya berdiam diri saja. Dengan ACTION tersebut juga lebih mendekatkan terhadap impian anda.

Selamat menikmati liburan. Bagi umat muslim, selamat memperingati Maulid Nabi Besar Muhammad SAW. Semoga teladannya bisa menginspirasi kita untuk bersikap dan bertindak positif.
Read more ...

Bagaimana Menghindari Jebakan Pikiran Negatif dan Melampauinya?

Minggu, 09 Mei 2010
Betapa sering kita terbelenggu oleh jebakan pikiran negatif. Selalu saja ada suara-suara yang menahan diri kita untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Seolah kondisi yang kita alami saat ini merupakan warisan atau bahkan takdir yang tak akan pernah bisa diubah. Bila saat ini hidup kita pas-pasan, maka selamanya begitulah.

Apakah betul begitu? Mengapa pikiran negatif sangat kuat mencengkram otak kita setiap kita berniat berubah? Benarkah otak kita telah di-setting untuk mengedepankan kecurigaan bin was-was terhadap segala bentuk perubahan?

Sebelumnya saya ingin cerita. Beberapa waktu lalu saya bertemu dengan seorang teman. Lama tak jumpa, penampilannya berubah drastis. Beberapa tahun lalu, tubuhnya ‘subur’ dengan penampilan mewah. Hidup lebih dari standar orang kebanyakan.

Tapi saat bertemu, tubuhnya jauh lebih kurus dengan penampilan yang tidak lagi ‘wah’. Wajahnya penuh dengan kemuraman. Dia cerita kalau usahanya tengah mengalami kerugian sampai akhirnya harus ditutup dan meninggalkan hutang yang begitu besar.

Mengapa ia bisa menjadi seperti itu? Ia cerita bahwa dulu saat usahanya masih berjaya, ia kerap dilanda pikiran negatif. Bahwa suatu saat usahanya akan menurun dan bangkrut. Sampai akhirnya hal itu benar-benar menjadi kenyataan.

Dia kemudian berkata lagi,”Sebetulnya saya tahu kalau pikiran negatif tidak menghasilkan manfaat apa-apa. Saya juga paham kalau saya adalah tuan bagi pikiran saya. Jadi saya bebas memilih pikiran positif atau negatif yang ada dalam otak saya. Tapi sampai sekarang saya tak bisa menghentikan pikiran negatif selalu muncul pada diri saya. Bagaimana cara mengatasinya Jok?”

Mendengar pertanyaan tersebut saya agak tertegun. Kawan saya ini sepertinya sudah tahu penyebabnya. Tapi selalu dan selalu ia tak bisa menghindar dari jebakan pikiran negatif.

Dari perjumpaan dengan kawan saya itu saya banyak belajar. Ya, betapa kita mudah sekali terperangkap dengan aneka pikiran negatif. Meski mungkin kita sudah tahu bahwa hal itu tak akan membawa banyak manfaat bagi diri kita. Tapi sering kita tak kuasa menolaknya hadir. Saat dalam kondisi-kondisi tertentu, pikiran negatif tiba-tiba saja menelusup masuk ke dalam pikiran kita. Dan kita baru sadar beberapa saat setelahnya.

Mengapa seseorang bisa terjangkit pikiran negatif? Bisa karena pengalaman buruk. Mungkin dulu pernah mengalami hal yang mirip yang membuatnya takut untuk kembali melangkah karena takut kegagalan serupa terjadi.

Pengalaman buruk menjadi pemicu kuat pikiran negatif tetap tertahan dalam pikiran. Bila kita tak bisa mendobrak pengalaman buruk itu, bisa jadi bukan saja pikiran negatif tak akan pernah hengkang dari pikiran. Tapi bahkan akan terus bertahan dan kekal selamanya dalam diri anda.

Pikiran negatif itu bisa memicu kecanduan. Jika anda terus menjaga pikiran negatif dalam tubuh anda, maka tubuh anda akan terbiasa untuk membutuhkannya. Akibatnya segala hal akan mudah anda lihat dari kacamata negatif.

Kenapa anda terjebak dalam pikiran negatif dan sulit keluar darinya? Karena kita mudah memilihnya sebagai pikiran yang paling nyaman (mungkin) bersemayam dalam pikiran kita. Keburukan lebih mudah kita temukan dibanding kebaikan. Apalagi memilih pikiran positif kerap melahirkan tanggung jawab, sedangkan memilih pikiran negatif tidak.

Misalkan dalam memulai bisnis internet. Saat kita tahu bahwa bisnis ini juga butuh kesungguhan dan kerja keras, kita jadi enggan untuk melakukannya. Dan berbagai pernyataan negatif—sebagai perwujudan pikiran negatif—mudah keluar dari mulut kita. Sebab kita enggan untuk bertanggung jawab!

Anda masih punya kebebasan untuk memilih pikiran apa yang akan anda pasang di otak anda. Mari mulailah menerima dan memeluk tanggung jawab atas hidup anda.

Kalau anda saat ini sedang sedih, hal itu karena anda yang membuatnya sedih. Jika ada masalah yang tengah menghalangi kita, kita bertanggung jawab untuk menyelesaikannya. Jika seseorang membutuhkan anda, maka anda berkewajiban membantunya. Kalau saya ingin punya kawan, maka saya harus menarik dan mengundang mereka agar nyaman bersama saya. Kalau saya benci dengan keadaan saya saat ini yang penuh dengan kekurangan, maka saya harus segera mengakhirinya.

Sebab, sukses tak datang begitu saja pada diri anda. Tapi karena anda yang mengusahakannya.

Mengeluh adalah bentuk penolakan tanggung jawab. Dan sikap menyalahkan orang lain hanyalah cara lain untuk menjauhkan diri anda dari tanggung jawab.

Bila di waktu mendatang anda kembali terjebak dalam pikiran negatif, STOP dan tanyakan pada diri anda apakah anda ingin menghindar dari tanggung jawab atas kenyataan yang anda hadapi. Atau mengijinkan ‘sedikit’ sikap tanggung jawab tinggal pada diri anda. Sehingga anda mau bertindak untuk mengubah kehidupan anda menjadi lebih baik.

Mari bertanggung jawab terhadap pikiran dan hidup kita!

PS: Simak pula kesaksian Mas Arief tentang asyiknya dunia internet marketing.

Read more ...

Harga sebuah Kesuksesan

Minggu, 09 Mei 2010
Judul posting ini sama dengan posting Mas Arif. Di sana Mas Arif mengatakan harga kesuksesan itu ditentukan tiga faktor utama yakni, keberanian bermimpi, merencanakan apa yang kita impikan, serta kesungguhan dan kegigihan dalam bertindak (ACTION).

Namun dalam pilihan ACTION, jalan yang kita lewati tak semulus jalan tol. Kerap ada hambatan, rintangan, dari yang sekecil kerikil sampai (mungkin) sebesar batu karang. Tapi apakah hanya karena itu kita akan berhenti dan menyerah untuk tak lagi ACTION?

“No pain, no gain.” Tak ada sukses tanpa perjuangan. Sukses tak akan turun dari langit begitu saja. Namun sukses merupakan hasil dari proses panjang yang berbuah manis pada akhirnya.

Saat rintangan itu datang, di sanalah komitmen dan keteguhan anda diuji. Memilih untuk STOP dan NO ACTION, atau memilih melanjutkan perjuangan untuk mewujudkan cita-cita anda.

Ya, anda diukur bukan dari berapa kali terjatuh, namun berapa kali anda bangun dan bangkit kembali. Dalam hidup, rintangan dan masalah pastilah selalu ada. Tapi itu akan menempa anda menjadi orang yang kuat dan memang pantas untuk mendapatkan apa yang memang ingin anda capai.

Dan bila kita yakin dengan tujuan dan jalan yang kita tempuh, tinggal ketekunan yang berbicara. Ketekunan untuk bertahan dan terus ACTION.

Mungkin saja kita mudah terpesona dengan kisah sukses seseorang. Namun tak banyak orang yang (mau) tahu bagaimana dia mencapainya. Bagaimana dia melewati lika-liku kesulitan di awalnya. Bagaimana dia bertahan dan mengatasi segala kesulitan yang menerpa. Bahkan sampai penuh peluh dan ‘berdarah-darah’. Saya jadi ingat kisah inspiratif tentang anak raja dan sang jendral di sini.

Bayangan kenyamanan karena kesuksesan memang mudah membuat terlena. Namun ketika kita fokus pada ACTION, rasanya tak akan ada waktu lagi untuk berleha-leha. Energi dan waktu yang tersedia pastinya akan kita curahkan untuknya.

Diawali dari tindakan kecil, yang terus dilakukan secara berkelanjutan, dari sana, apa yang anda ingin capai ditentukan. Tak ada pencapaian besar tanpa diawali dari yang kecil. Seperti pendaki gunung, mereka menitinya dari bawah, dan terus mendaki, sampai akhirnya mencapai puncak.

Dan pada akhirnya apapun ACTION anda, lakukanlah dengan bermartabat. Bukan karena kecongkakan atau kesombongan anda. Sebab tindakan kita adalah cermin diri kita sendiri. Bila kita suka berkata kasar dan menyakitkan, maka seperti itu juga watak asli kita sendiri.

Pilihan ACTION itu seperti bumerang. Yang bila kita lemparkan dengan baik, maka akan kembali dengan baik. Sebaliknya bila melempar dengan cara yang salah, bisa jadi malah melukai diri sendiri.

Saya selalu teringat dengan kutipan kata bijak di blog Mas Arief, ”Dari pada kita memaki kegelapan, lebih baik segera mengambil dan menyalakan lilin untuk menerangi kegelapan.”

Salam ACTION!
Read more ...